Pertanyaan:

Maaf ustadz, saya ingin bertanya tentang apa itu manhaj? Apa bedanya manhaj dengan aqidah?


Jawaban:

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, ash-shalatu was salamu ‘ala Nabiyyina Muhammadin, wa ‘ala alihi was shahbihi ajma’in. Amma ba’du.

Akidah atau al-‘aqidah secara bahasa Arab berasal dari kata al-‘aqdu yang artinya ikatan. Sedangkan akidah secara istilah artinya sesuatu yang wajib diyakini oleh hati, diterima oleh jiwa dengan tenang, sehingga menjadi suatu keyakinan yang mapan tidak tercampur keraguan. (Al-Wajiz fi Aqidatis Salafis Shalih, hal. 30.) 

Secara khusus, akidah Islam artinya adalah mengimani rukun iman yang enam dengan keyakinan yang benar serta mengimani semua yang dikabarkan oleh al-Qur’an dan as-Sunnah. Syaikh Dr. Nashir bin Abdil Karim al-‘Aql menjelaskan makna akidah Islam:


الإيمان الجازم بالله، وما يجب له في ألوهيته وربوبيته وأسمائه وصفاته. والإيمان بملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر، وبالقدر خيره وشره، وبكل ما جاءت به النصوص الصحيحة من أصول الدين وأمور الغيب وأخباره


“Akidah Islam adalah keyakinan yang mapan terhadap Allah, dan meyakini semua yang terkait dengan Allah dalam uluhiyah-Nya, rububiyah-Nya, serta nama-nama, dan sifat-sifat-Nya. Serta beriman kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, takdir yang baik maupun buruk, dan mengimani semua yang terdapat dalam nash-nash yang shahih dalam perkara pokok-pokok agama, perkara gaib, dan kabar-kabar yang ada dalam nash.” (Buhuts fil Aqidati Ahlis Sunnah wal Jama’ah, hal. 11-12)



Istilah “al-‘aqidah” oleh para ulama terkadang dibahasakan dengan istilah-istilah lain seperti “at-tauhid”, “as-sunnah”, “al-iman”, “al-ushul”, namun maknanya sama.

Contoh dari akidah adalah:


  • Mengimani adanya Allah.
  • Mengimani bahwa Allah satu-satunya yang berhak disembah.
  • Mengimani bahwa al-Qur’an adalah firman Allah, bukan makhluk.
  • Mengimani adanya Malaikat.
  • Mengimani bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan Allah.
  • Mengimani bahwa manusia terbaik setelah Rasulullah adalah para sahabat Nabi.
  • Mengimani bahwa hari kiamat akan terjadi.
  • Mengimani adanya hari kebangkitan.
  • Mengimani adanya surga dan neraka.
  • Mengimani adanya syafa’at.
  • dll.


Sedangkan manhaj atau minhaj secara bahasa artinya ath-thariqul wadhih (jalan yang jelas); metode; sarana untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh karena itu ada istilah al-manhaj ad-dirasiy (metode belajar), al-manhaj al-bahts (metode penelitian). 


Sedangkan manhaj secara istilah syar’i, dijelaskan oleh Syaikh Muhammad bin Umar Bazmul hafizhahullah:


الطريقة التي يحصل بها تحقيق المتابعة لما كان عليه الرسول صلى الله عليه و سلم و أصحابه


Manhaj adalah jalan yang menjadi sarana untuk mewujudkan peneladanan terhadap cara beragama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya.” (Al-Manhajus Salafi Ta’rifuhu wa Simatuhu wa Da’watuhu al-Ishlahiyyah, hal. 6)


Maka ringkasnya, manhaj artinya cara beragama atau metode beragama atau kaidah beragama, baik dalam masalah akidah, ibadah, akhlak maupun bermuamalah. Sehingga dari sini kita ketahui makna manhaj lebih luas daripada akidah, karena manhaj adalah cara beragama secara keseluruhan, termasuk di dalamnya dalam masalah akidah. Syaikh Shalih al-Fauzan menjelaskan:


المنهج أعم من العقيدة ، المنهج يكون في العقيدة وفي السلوك والأخلاق والمعاملات وفي كل حياة المسلم ، كل الخطة التي يسير عليها المسلم تسمى المنهج أما العقيدة فيراد بها أصل الأيمان ، ومعنى الشهادتين ومقتضاهما هذا هي العقيدة


Manhaj lebih luas daripada akidah. Manhaj itu mencakup perkara akidah, perilaku, akhlak, muamalah, bahkan mencakup segala sisi kehidupan seorang Muslim. Setiap kaidah yang harus dipatuhi oleh seorang muslim maka itu disebut manhaj. Adapun akidah, ia adalah pokok keimanan, makna kedua kalimat syahadat serta konsekuensi dari keduanya. Inilah yang dimaksud dengan akidah.” (Al-Ajwibah al-Mufidah ‘ala Asilah al-Manahij al-Jadidah, hal. 75)


Contoh manhaj adalah:

  • Kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dalam beragama, serta memahaminya dengan pemahaman Salafus Shalih.
  • Berhujjah dengan hadits-hadits shahih dalam beragama.
  • Menjauhkan diri dari bid’ah dalam beragama.
  • Tunduk kepada wahyu serta tidak mempertentangkannya dengan akal. 
  • Tidak panjang lebar dalam membahas perkara gaib yang tidak dapat dijangkau oleh akal.
  • Tidak menceburkan diri dalam ilmu kalam dan filsafat.
  • Tidak melakukan takwil yang batil terhadap nash al-Qur’an dan as-Sunnah.
  • Mengkompromikan seluruh nash yang ada dalam membahas suatu permasalahan.
  • Tidak meninggalkan dalil demi mencari ridha manusia
  • Tidak menjadikan perkataan mayoritas manusia sebagai tolak ukur kebenaran.
  • Dll.


Kaidah-kaidah manhaj di atas berlaku dalam perkara akidah, ibadah, akhlak ataupun muamalah.

Terkadang sebagian ulama menggunakan istilah manhaj yang maknanya adalah akidah, jika konteks pembicaraannya sedang membahas akidah. Atau mereka memandang kaidah-kaidah di atas sebagai suatu perkara-perkara keyakinan. Sehingga dalam hal ini, manhaj sama dengan akidah. 


Al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts wal Ifta’ menjelaskan:


عقيدة المسلم ومنهجه شيء واحد، وهو ما يعتقده الإنسان في قلبه وينطق به بلسانه ويعمل به بجوارحه من وحدانية الله -سبحانه وتعالى- في الربوبية والإلهية والأسماء والصفات، وإفراده بالعبادة والتمسك بشريعته في القول والعمل والاعتقاد على ما جاء في كتاب الله وسنة رسوله-صلى الله عليه وسلم- ، وسار عليه سلف الأمة وأئمتها، وبذلك يعلم أنه لا فرق بين العقيدة والمنهج

“Akidah seorang Muslim dan manhajnya itu sama saja. Ia adalah meyakini dalam hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan, tentang keesaan Allah dalam rububiyah-Nya, uluhiyah-Nya, dan al-Asma’ was Shifat, kemudian mentauhidkan Allah dalam ibadah, berpegang teguh pada syariat-Nya dalam perkataan, perbuatan, dan keyakinan, sesuai dengan al-Qur’an dan as-Sunnah, dan berjalan di atas jalannya para salaful ummah dan para imamnya. Dari sini kita ketahui bahwa tidak ada perbedaan antara akidah dan manhaj.” (Fatawa al-Lajnah, vol. 2, 2/40-41)


Sebagian ulama adalah menggunakan istilah manhaj dengan lebih spesifik lagi. Syaikh Dr. Muhammad bin Fahd al-Furaih mengatakan: “Masalah pertama: mengikuti salafus shalih dalam aqidah dan manhaj. Maksudnya, hendaknya seseorang itu aqidah dan manhajnya sebagaimana aqidah dan manhaj salafus shalih, dan tidak berakidah yang bertentangan dengan akidah salafus shalih. Dan yang dimaksud dengan mengikuti manhaj salafus shalih adalah: menjalani jalan salafus shalih dalam bermuamalah dengan ulil amri, dalam bermuamalah dengan ahlul bid’ah, dan yang semisal mereka.” (Al-Ittiba’ lis Salafis Shalih Aqidatan Manhajan wa Fiqhan, hal. 9)

Dari penjelasan di atas, beliau membedakan antara istilah aqidah dan manhaj. Manhaj artinya dalam masalah muamalah terhadap ulil amri dan ahlul bid’ah

Wallahu a’lam, semoga Allah ta’ala memberi taufik.

***

Dijawab oleh Ustadz Yulian Purnama, S.Kom.



Referensi: https://konsultasisyariah.com/39682-apa-yang-dimaksud-dengan-manhaj.html